Teori Pilihan Rasional Coleman
Oleh : Ahmad Damiri
Abstrac
The Rational choice paradigm offers a general account of such
mecanism among social phenomena. If
we can assume that individuals in
veriety of social setting make calculating choices based on their beliefs and
goals, we may be able to explain numerous social arrangements as the aggreagate
effect of such choices. This paradigm is controversial, however , for some
social scientists believe that the rational choice “theorems” have little to do
with actual social behavior.
Keyword : Rational choice paradigm, social, paradigm.
A.
Pendahuluan
Teori pilihan rasional pada dasarnya merupakan kristalisasi dari
pemahaman perkembangan aliran pemikiran dari paham rasionalitas di eropa barat,
yaitu paham teori yang muncul pada abad pertengahan, sebagai antitesis atas
pemikiran paham naturalis[1].
Pilihan rasional sebagai model penjelasan dari tindakan-tindakan manusia,
dimaksudkan untuk memberikan analisa formal dari pengambilan keputusan rasional
berdasarkan sejumlah kepercayaan dan tujuan, serta menggabungkan beberapa area
teori ekonomi, teori kemungkinan, game theory, dan teori public goods.
Paradigma teori pilihan rasional menawarkan aspek umum dari mekanisme tersebut
diantara fenomena sosial. Dengan mengasumsikan bahwa individu dalam latar
belakang sosial dan membuat pilihan tindakan atau keputusan berdasarkan
kepercayaan dan tujuan mereka.teori ini dimaksudkan untuk dapat menerangkan
sejumlah penyelesaian masalah sosial
(social arrangement) sebagai efek
keseluruhan dari pilihan tersebut[2].
B.
Pengertian
Teori Pilihan Rasional
Pilihan rasional adalah teori ekonomi Neo Klasik yang diterapkan
pada sektor publik. Dia mencoba membangun jembatan antar ekonomi mikro dan
politik dengan melihat tindakan warga negara, politisi, dan pelayan publik
sebagai analogi terhadap kepentingan pribadi produsen dan konsumen (Buchanan
1972)[3].
Teori pilihan rasional
(Rational Choice Theory) sering pula disebut sebagai teori tindakan rasional
(Rational Action Theory) Teori ini pada awalnya berpengaruh kuat pada
analisis-analisis ekonomi, tetapi kemudian diadopsi pula oleh sosiologi,
psikologi, dan ilmu politik bahkan ilmu humaniora. Meskipun teori pilihan
rasional ini awalnya berakar pada sosiologi Max Weber, tetapi di dalam sosiologi
populer sekitar tahun 1990-an, mulai masuk ke dalam Asosiasi Sosiologi Amerika
setelah munculnya penerbitan Jurnal Rationality and Society pada tahun 1989 dan
berdirinya Seksi Pilihan Rational (Rational Choice Section) pada tahun 1994 di
negara tersebut[4]
Dalam penggolongan
Poloma (2000) Teori Pilihan Rasional ada pada pespektif sosiologi naturalistik[5],
yaitu bagian penggunaan matematika dalam teori sosiologi; sedangkan di dalam
penggolongan Haralambos dan Holborn (2000: 1031-1079) tidak dimasukkan, baik
pada perspektif struktural, tindakan sosial maupun pada penyatuan pendekatan
struktural dan tindakan sosial. Sumber lain menyebutkan bahwa, teori pilihan
rasional memang masuk ke dalam kelompok teori sosiologi naturalistik. Akan
tetapi, teori ini memiliki kesempatan dalam sosiologi evaluatif, karena dapat
digunakan untuk pengukuran pengambilan kebijakan[6].
Menurut Melberg [7],
model pilihan rasional menjadi berharga dalam analisis sosiologi, karena menyediakan
aturan berdasarkan pengalaman dan praktek atau petunjuk praktis,”rule of thumb”
tentang bagaimana (mekanisme) suatu tindakan itu dipilih. Akan tetapi, karena
pilihan rasional memerlukan banyak faktor, seperti pilihan yang diambil, maka
untuk penjelasannya harus dibantu dengan model-model yang lain. Model pilihan
rasional sangat penting untuk dipakai menjelaskan pertukaran sosial, dalam arti
pemilihan tindakan pada situasi interaktif yang sangat dipengaruhi oleh upaya
pemaksimalan menurut tujuan. Model pilihan rasional merupakan mekanisme yang membutuhkan
fakta-fakta tertentu yang eksternal (seperti tujuan dan makna dari tindakan)
Dalam hubungan ini, teori-teori yang lain, diperlukan untuk menjelaskan tujuan
dan pengertian yang mempengaruhi situasi tertentu[8]
Hasil identifikasi yang
dilakukan oleh Huber sebagaimana dikutip oleh Heckathorn[9]
menunjukkan bahwa, sosiologi pilihan rasional mencakup sebagian besar
penelitian sosiologi di dalam kesamaan analisis mengenai perilaku yang
purposif. Jadi perilaku yang purposif dengan demikian, merupakan elemen penting
di dalam teori pilihan rasional. Tetapi ciri terpenting dari sosiologi pilihan
rasional menurut sumber di atas, adalah komitmennya yang mendalam kepada
individualisme metodologis (methodological individualism) yang bersumber dari
sosiologi Max Weber. Selain itu, teori pilihan rasional memandang konsep
memilih (choice) tersebut sebagai proses mengoptimalkan tujuan.
Sementara itu, para
teoritisi sosiologi pilihan rasional seperti; James S.Colleman, Richard
M.Emerson, Karen S.Cook, Peter M.Blau serta Robert von Mises; menyatakan
pandangan yang sama, bahwa model pilihan rasional ini berupaya menunjukkan; (1)
dasar fenomena sosial itu nyata, (2) para aktor bertindak untuk tujuan mengejar
kepentingan secara rasional, (3) kecanggihan individualisme metodologis, (4)
fokus analisis lebih pada aktor dan strateginya dari pada sistem secara
keseluruhan, dan (5) penggunaan logika deduksi untuk menjelaskan fenomena. Menurut
Friedman dan Hechter[10]
ada tiga kelebihan yang dimiliki oleh teori pilihan rasional, yaitu; (1)
memiliki kontribusi pada area pengukuran, (2) sebagai pendekatan pertikaian
dalam institusi sosial (seperti: dalam hukum, peraturan-peraturan, norma, dan
nilainilai budaya) dan (3) memberikan kemungkinan tentang cara untuk menjawab
pilihan tujuan individu. Adanya kesempatan untuk pengukuran, yang dapat
dilakukan oleh pilihan rasional adalah pada proses pembuatan keputusan
(decision making processes) individu dalam agregasi (aggregation). Tokoh utama
teori pilihan rasional yang tetap teguh pada pendiriannya adalah Colleman,
sedangkan yang lainnya, bergabung ke dalam model pertukaran sosial (Social
Exchange Model) yang sebenarnya masih segaris dengan teori pilihan rasional.
Posisi Colleman lebih ke arah atomisme sosial, karena ia memasukkan proposisi
makro ke tingkat mikro.
Sosiologi Pilihan
Rasional menurut Heckathorn memandang bahwa, memilih itu sebagai tindakan yang
bersifat rasional. Jadi artinya, Teori Pilihan Rasional sangat menekankan pada
prinsip “efisiensi” di dalam mencapai tujuan suatu tindakan. Disamping itu,
teori pilihan rasional memiliki dua asumsi pokok sebagai berikut:
1. Fenomena sosial, ekonomi, dan fenomena tingkat
kemasyarakatan (societal) lainnya hanya dapat dijelaskan melalui pemahaman atas tindakan individu-individu, atau suatu
hubungan kausal penjelasan dan keberadaannya hanya dapat dicari pada tingkatan
mikro, dan
2. Tindakan serta institusi pada dasarnya adalah
tindakan sosial.Oleh sebab itu, teori pilihan rasional menolak anggapan
“atomisme sosial truistik” (truistic social atomism) yang memandang masyarakat
sekedar merupakan gabungan individu-individu dan institusi yang berisikan
penjumlahan orang-orang, aturan-aturan, dan peran-peran sosial[11]
.
Pada bagian lain
Heckathorn juga menyatakan bahwa, dilihat dari struktur umum teori pilihan
rasional, ternyata ia mencakup beberapa terminologi teoritik sebagai berikut;
(1) sekumpulan aktor yang berfungsi sebagai pemain dalam sistem, (2)
Alternatif-alternatif yang tersedia bagi masing-masing aktor, (3) Seperangkat
hasil yang mungkin diperoleh dari sejumlah alternatif yang tersedia bagi aktor,
(4) Pemilihan kemungkinan hasil oleh aktor dan (5) Harapan aktor terhadap
akibat dari parameter-parametersistem[12].
C.
Profile coleman
James S. Coleman memiliki karir yang sangat beragam dalam
sosiologi; label "teoretisi" adalah hanya salah satu dari beberapa
yang dapat diterapkan kepadanya. Dia menerima gelar Ph.D. dari Columbia
University pada tahun 1955 dan setahun kemudian ia memulai karier akademisnya
sebagai Asisten Profesor di Universitas Chicago (dimana ia kembali kesitu pada
tahun 1973, setelah empat belas tahun tinggal di Johns Hopkins University, dan
di mana dia tinggal sampai kematiannya). Selanjutnya, Coleman mengalihkan perhatian
dari dunia praktis untuk suasana yang kompleks sosiologi matematika (khususnya
ntroduction untuk Mathemathical Sosiologi [1964] dan The Matematika Kolektif
Aksi [1973]. Pada tahun kemudian, Coleman beralih ke teori sosiologis,
khususnya teori pilihan rasional , dalam publikasi buku Yayasan Sosial Teori
(Coleman, 1990) dan berdirinya pada tahun 1989 dari jurnal Rasionalitas dan
Masyarakat. Salah satu pengaruh utama Coleman adalah teoretisi Robert Merton ,
terutama kuliah-kuliahnya tentang Durkheim dan faktor-faktor penentu sosial
perilaku individu. Pengaruh lain yang terkenal adalah pakar methodologi Paulus
Lazarsfeld, dimana Coleman memperoleh minat yang diperoleh sepanjang hidupnya
dalam metode kuantitatif dan sosiologi matematis. Pengaruh penting ketiga
adalah Seymour Martin Lipset, yang tim peneliti Coleman ikuti, sehingga
akhirnya berpartisipasi dalam produksi studi tengara, Uni Demokrasi. Coleman
menemukan bahwa pendekatannya telah berubah, tetapi tidak sebanyak yang
diasumsikan.
Jadi, Coleman memerlukan teori aksi, dan ia memilih, sama dengan sebagian besar para ekonom, yayasan yang paling sederhana , yang rasional, atau, tindakan yang bertujuan. Tugas sosiologi yang paling hebat adalah pengembangan teori yang akan bergerak dari tingkat tindakan mikro ke tingkat makro dari norma-norma, nilai-nilai sosial, distribusi status dan konflik sosial[13]. Inilah yang menjelaskan mengapa Coleman ditarik ke arah ilmu ekonomi:
Apa yang membedakan ekonomi dari ilmu-ilmu sosial lainnya adalah bukan penggunaan dari "pilihan rasional" tetapi penggunaan dari suatu cara analisis yang memungkinkan bergerak antara tingkat tindakan individu dan tingkat system yang berfungsi. Dengan membuat dua asumsi, bahwa orang-orang bertindak rasional dan pasar yang sempurna dengan komunikasi penuh, analisis ekonomi mampu menghubungkan tingkat makro sistem yang berfungsi dengan tingkat mikro tindakan individu[14].
D.Teori Pilihan Rasional coleman
Jadi, Coleman memerlukan teori aksi, dan ia memilih, sama dengan sebagian besar para ekonom, yayasan yang paling sederhana , yang rasional, atau, tindakan yang bertujuan. Tugas sosiologi yang paling hebat adalah pengembangan teori yang akan bergerak dari tingkat tindakan mikro ke tingkat makro dari norma-norma, nilai-nilai sosial, distribusi status dan konflik sosial[13]. Inilah yang menjelaskan mengapa Coleman ditarik ke arah ilmu ekonomi:
Apa yang membedakan ekonomi dari ilmu-ilmu sosial lainnya adalah bukan penggunaan dari "pilihan rasional" tetapi penggunaan dari suatu cara analisis yang memungkinkan bergerak antara tingkat tindakan individu dan tingkat system yang berfungsi. Dengan membuat dua asumsi, bahwa orang-orang bertindak rasional dan pasar yang sempurna dengan komunikasi penuh, analisis ekonomi mampu menghubungkan tingkat makro sistem yang berfungsi dengan tingkat mikro tindakan individu[14].
D.Teori Pilihan Rasional coleman
Coleman berpendapat bahwa sosiologi harus memusatkan perhatian pada
sistem sosial, tetapi fenomena makro tersebut harus dijelaskan oleh
factor-faktor internal kepada mereka, secara prototipikal individual. Dia
menyukai bekerja di tingkat ini karena beberapa alasan, termasuk fakta bahwa
data biasanya dikumpulkan pada tingkat individu dan kemudian dikumpulkan atau
disusun untuk menghasilkan tingkat system itu. Di antara alasan-alasan lain
untuk mendukung fokus pada tingkat individu adalah bahwa ini adalah tempat
dimana "intervensi" biasa dilakukan untuk menciptakan
perubahan-perubahan sosial. Sebagaimana akan kita lihat, pusat dari perspektif
Coleman adalah gagasan bahwa teori sosial tidak hanya merupakan latihan
akademis tetapi harus mempengaruhi dunia sosial melalui "intervensi"
semacam itu.
Mengingat fokus pada individu, Coleman mengakui bahwa ia adalah
seorang individualismetodologis, meskipun ia melihat perspektif tertentu
sebagai varian "khusus" dari orientasi itu. Pandangannya adalah
khusus dalam arti bahwa ia menerima ide kemunculan dan bahwa meskipun berfokus
pada factor-faktor internal pada system itu, faktor-faktor tersebut belum tentu
tindakan dan orientasi individu. Artinya, fenomena tingkat mikro selain
individual dapat menjadi fokus analisisnya.
Orientasi pilihan rasional Coleman adalah jelas dalam gagasan dasarnya bahwa "orang-orang bertindak secara purposif menuju tujuan, dengan tujuan (dan demikian juga tindakan-tindakan) yang dibentuk oleh nilai-nilai atau preferensi" , tapi Coleman (1990:14) kemudian berpendapat bahwa untuk kebanyakan tujuan teoritis, ia akan memerlukan konseptualisasi yang lebih tepat terhadap aktor rasional yang berasal dari ekonomi, yang melihat aktor yang memilih tindakan-tindakan itu yang akan memaksimalkan utilitas, atau kepuasan kebutuhan dan keinginan mereka.
Ada dua elemen kunci dalam teorinya—aktor dan sumberdaya. Sumber daya adalah mereka yang dimana aktor memiliki kontrol dan di mana mereka memiliki kepentingan tertentu. Mengingat kedua unsur ini, Coleman merinci bagaimana interaksi mereka mengarah ke tingkat sistem:
Sebuah basis minimal untuk sistem sosial tindakan dalam dua aktor, masing-masing memiliki kontrol atas sumber daya yang memiliki kepentingan terhadap yang lain. Ini adalah kepentingan masing-masing di bawah kontrol sumber daya lain yang mengarah keduanya, sebagai aktor purposive, untuk terlibat dalam aktivitas yang melibatkan satu sama lain ... suatu sistem tindakan .... Adalah struktur ini, bersama-sama dengan fakta bahwa para aktor adalah purposive , masing-masing yang memiliki tujuan memaksimalkan realisasi kepentingannya yang memberikan kemerdekaan, atau karakter sistemik, kepada tindakan mereka. Meskipun ia memiliki iman dalam teori pilihan rasional, Coleman tidak percaya bahwa perspektif ini, setidaknya hingga kini, memiliki semua jawaban. Tetapi jelas bahwa ia percaya bahwa ia dapat bergerak ke arah itu, karena ia berpendapat bahwa "keberhasilan sebuah teori sosial yang didasarkan pada rasionalitas terletak pada pengurangan secara berturut-turut domain kegiatan sosial yang tidak dapat dijelaskan oleh teori[15]."
Coleman mengakui bahwa dalam dunia nyata orang tidak selalu bersikap rasional, tetapi ia merasa bahwa ini membuat sedikit perbedaan dalam teorinya: "Asumsi implisit saya adalah bahwa prediksi teoritis yang dibuat di sini akan secara substansial sama apakah pelaku bertindak tepat sesuai dengan rasionalitas sebagaimana biasanya dipahami atau menyimpang dengan cara-cara yang telah diamati "(1990:506).
Mengingat orientasinya pada tindakan rasional individu, ini terdapat bahwa fokus Coleman dalam hal masalah mikro-makro adalah keterkaitan mikro-ke-makro, atau bagaimana kombinasi tindakan individu menimbulkan perilaku sistem tersebut. Sementara dia menyelaraskan prioritas kepada issue ini, Coleman di sini juga tertarik dalam hubungan makro-ke-mikro, atau bagaimana sistem membatasi orientasi pelaku tersebut. Akhirnya, ia menunjukkan dengan jelas minat pada aspek hubungan mikro-mikro itu, atau dampak dari tindakan individu terhadap tindakan individu lain.
Sebuah langkah kunci dalam gerakan mikro-ke-makro adalah pemberian wewenang dan hak-hak yang dimiliki oleh satu individu ke individu lainnya.
Fenomena tingkat makro lain yang muncul di bawah pengawasan Coleman adalah norma. Sementara kebanyakan para sosiolog mengambil norma-norma seperti yang diberikan dan memohon mereka untuk menjelaskan perilaku individu, mereka tidak menjelaskan mengapa dan bagaimana norma-norma muncul. Coleman heran, dalam satu kelompok pelaku rasional, bagaimana norma-norma dapat muncul dan dipertahankan. Coleman berpendapat bahwa norma-norma yang diprakarsai dan dikelola oleh beberapa orang yang melihat manfaat yang dihasilkan dari pengamatan norma-norma dan membahayakan yang berasal dari pelanggaran norma. Orang-orang yang bersedia menyerahkan sebagian kontrol atas perilaku mereka sendiri, tapi pada proses mereka mendapatkan beberapa kontrol (melalui norma-norma) terhadap perilaku orang lain[16].
Coleman mengakui bahwa norma-norma menjadi saling terkait, tapi ia melihat masalah makro seperti itu sebagai luar lingkup karyanya pada fondasi sistem sosial. Di sisi lain, dia bersedia untuk mengambil isu mikro internalisasi norma-norma. Dia mengakui bahwa dalam membahas internalisasi ia memasuki "perairan yang berbahaya bagi teori yang didasarkan pada pilihan rasional". (Coleman, 1990:292). Dia melihat internalisasi norma-norma sebagai pembentukan sistem sanksi internal; orang memberi sanksi dirinya sendiri bila mereka melanggar norma. Coleman melihat ini dalam hal gagasan satu aktor atau sekumpulan aktor yang berusaha untuk mengendalikan orang lain dengan meminta agar norma-norma terinternalisasi padanya. Oleh karena itu, demi kepentingan satu set aktor untuk meminta yang lain menginternalisasi norma dan dikendalikan oleh mereka. Dia merasa bahwa ini adalah rasional "ketika upaya tersebut dapat efektif dengan biaya murah". (Coleman, 1990:2940.
Coleman melihat norma-norma dari sudut pandang tiga unsur kunci dari teorinya— tindakan purposive, mikro ke makro pada tingkat mikro, dan makro ke mikro. Norma-norma adalah fenomena tingkat makro yang muncul atas dasar tindakan purposive tingkat mikro. Setelah ada, norma-norma, melalui sanksi atau ancaman sanksi, mempengaruhi tindakan individu. Tindakan tertentu dapat didorong, sementara yang lain tidak dianjurkan.
Dengan kasus norma, Coleman telah pindah ke tingkat makro, dan ia melanjutkan analisisnya pada tingkat ini dalam diskusi aktor korporasi. Dalam kolektivitas seperti itu, aktor tidak dapat bertindak dalam hal kepentingan dirinya sendiri tapi bertindak dalam kepentingan kolektivitas.
Ada berbagai peraturan dan mekanisme untuk beralih dari pilihan individual ke pilihan (sosial) kolektif. Yang paling sederhana adalah kasus pemungutan suara dan prosedur untuk mentabulasi suara individu dan mengajukan suatu keputusan kolektif. Ini adalah dimensi mikro-ke-makro, sementara hal-hal itu seperti halnya daftar calon yang diusulkan oleh kolektivitas melibatkan hubungan makro-ke-mikro.
Sebagai ahli teori pilihan rasional, Coleman memulai dengan individu dan gagasan bahwa semua hak dan sumber daya ada pada tingkat ini. Kepentingan individu menentukan jalannya peristiwa. Namun, hal ini tidak benar, terutama dalam masyarakat modern, dimana "sebagian besar hak-hak dan sumber daya, dan oleh karena itu kedaulatan, mungkin berada di aktor korporasi". (Coleman, 1990:531). Dalam aktor perusahaan dunia modern telah mengambil kepentingan yang meningkat. Aktor korporasi dapat bertindak kepada manfaat atau kerugian individu. Bagaimana kita menilai aktor korporasi dalam hal ini? Coleman berpendapat bahwa "hanya dengan memulai secara konseptual dari sebuah titik di mana semua kedaulatan yang terletak pada orang perorangan adalah mungkin untuk melihat seberapa baik kepentingan utama mereka diwujudkan dengan sistem sosial yang ada. Dalil bahwa orang perorangan berdaulat memberikan jalan dimana para sosiolog dapat mengevaluasi fungsi sistem sosial "[17]. (1990:531-532).
Orientasi pilihan rasional Coleman adalah jelas dalam gagasan dasarnya bahwa "orang-orang bertindak secara purposif menuju tujuan, dengan tujuan (dan demikian juga tindakan-tindakan) yang dibentuk oleh nilai-nilai atau preferensi" , tapi Coleman (1990:14) kemudian berpendapat bahwa untuk kebanyakan tujuan teoritis, ia akan memerlukan konseptualisasi yang lebih tepat terhadap aktor rasional yang berasal dari ekonomi, yang melihat aktor yang memilih tindakan-tindakan itu yang akan memaksimalkan utilitas, atau kepuasan kebutuhan dan keinginan mereka.
Ada dua elemen kunci dalam teorinya—aktor dan sumberdaya. Sumber daya adalah mereka yang dimana aktor memiliki kontrol dan di mana mereka memiliki kepentingan tertentu. Mengingat kedua unsur ini, Coleman merinci bagaimana interaksi mereka mengarah ke tingkat sistem:
Sebuah basis minimal untuk sistem sosial tindakan dalam dua aktor, masing-masing memiliki kontrol atas sumber daya yang memiliki kepentingan terhadap yang lain. Ini adalah kepentingan masing-masing di bawah kontrol sumber daya lain yang mengarah keduanya, sebagai aktor purposive, untuk terlibat dalam aktivitas yang melibatkan satu sama lain ... suatu sistem tindakan .... Adalah struktur ini, bersama-sama dengan fakta bahwa para aktor adalah purposive , masing-masing yang memiliki tujuan memaksimalkan realisasi kepentingannya yang memberikan kemerdekaan, atau karakter sistemik, kepada tindakan mereka. Meskipun ia memiliki iman dalam teori pilihan rasional, Coleman tidak percaya bahwa perspektif ini, setidaknya hingga kini, memiliki semua jawaban. Tetapi jelas bahwa ia percaya bahwa ia dapat bergerak ke arah itu, karena ia berpendapat bahwa "keberhasilan sebuah teori sosial yang didasarkan pada rasionalitas terletak pada pengurangan secara berturut-turut domain kegiatan sosial yang tidak dapat dijelaskan oleh teori[15]."
Coleman mengakui bahwa dalam dunia nyata orang tidak selalu bersikap rasional, tetapi ia merasa bahwa ini membuat sedikit perbedaan dalam teorinya: "Asumsi implisit saya adalah bahwa prediksi teoritis yang dibuat di sini akan secara substansial sama apakah pelaku bertindak tepat sesuai dengan rasionalitas sebagaimana biasanya dipahami atau menyimpang dengan cara-cara yang telah diamati "(1990:506).
Mengingat orientasinya pada tindakan rasional individu, ini terdapat bahwa fokus Coleman dalam hal masalah mikro-makro adalah keterkaitan mikro-ke-makro, atau bagaimana kombinasi tindakan individu menimbulkan perilaku sistem tersebut. Sementara dia menyelaraskan prioritas kepada issue ini, Coleman di sini juga tertarik dalam hubungan makro-ke-mikro, atau bagaimana sistem membatasi orientasi pelaku tersebut. Akhirnya, ia menunjukkan dengan jelas minat pada aspek hubungan mikro-mikro itu, atau dampak dari tindakan individu terhadap tindakan individu lain.
Sebuah langkah kunci dalam gerakan mikro-ke-makro adalah pemberian wewenang dan hak-hak yang dimiliki oleh satu individu ke individu lainnya.
Fenomena tingkat makro lain yang muncul di bawah pengawasan Coleman adalah norma. Sementara kebanyakan para sosiolog mengambil norma-norma seperti yang diberikan dan memohon mereka untuk menjelaskan perilaku individu, mereka tidak menjelaskan mengapa dan bagaimana norma-norma muncul. Coleman heran, dalam satu kelompok pelaku rasional, bagaimana norma-norma dapat muncul dan dipertahankan. Coleman berpendapat bahwa norma-norma yang diprakarsai dan dikelola oleh beberapa orang yang melihat manfaat yang dihasilkan dari pengamatan norma-norma dan membahayakan yang berasal dari pelanggaran norma. Orang-orang yang bersedia menyerahkan sebagian kontrol atas perilaku mereka sendiri, tapi pada proses mereka mendapatkan beberapa kontrol (melalui norma-norma) terhadap perilaku orang lain[16].
Coleman mengakui bahwa norma-norma menjadi saling terkait, tapi ia melihat masalah makro seperti itu sebagai luar lingkup karyanya pada fondasi sistem sosial. Di sisi lain, dia bersedia untuk mengambil isu mikro internalisasi norma-norma. Dia mengakui bahwa dalam membahas internalisasi ia memasuki "perairan yang berbahaya bagi teori yang didasarkan pada pilihan rasional". (Coleman, 1990:292). Dia melihat internalisasi norma-norma sebagai pembentukan sistem sanksi internal; orang memberi sanksi dirinya sendiri bila mereka melanggar norma. Coleman melihat ini dalam hal gagasan satu aktor atau sekumpulan aktor yang berusaha untuk mengendalikan orang lain dengan meminta agar norma-norma terinternalisasi padanya. Oleh karena itu, demi kepentingan satu set aktor untuk meminta yang lain menginternalisasi norma dan dikendalikan oleh mereka. Dia merasa bahwa ini adalah rasional "ketika upaya tersebut dapat efektif dengan biaya murah". (Coleman, 1990:2940.
Coleman melihat norma-norma dari sudut pandang tiga unsur kunci dari teorinya— tindakan purposive, mikro ke makro pada tingkat mikro, dan makro ke mikro. Norma-norma adalah fenomena tingkat makro yang muncul atas dasar tindakan purposive tingkat mikro. Setelah ada, norma-norma, melalui sanksi atau ancaman sanksi, mempengaruhi tindakan individu. Tindakan tertentu dapat didorong, sementara yang lain tidak dianjurkan.
Dengan kasus norma, Coleman telah pindah ke tingkat makro, dan ia melanjutkan analisisnya pada tingkat ini dalam diskusi aktor korporasi. Dalam kolektivitas seperti itu, aktor tidak dapat bertindak dalam hal kepentingan dirinya sendiri tapi bertindak dalam kepentingan kolektivitas.
Ada berbagai peraturan dan mekanisme untuk beralih dari pilihan individual ke pilihan (sosial) kolektif. Yang paling sederhana adalah kasus pemungutan suara dan prosedur untuk mentabulasi suara individu dan mengajukan suatu keputusan kolektif. Ini adalah dimensi mikro-ke-makro, sementara hal-hal itu seperti halnya daftar calon yang diusulkan oleh kolektivitas melibatkan hubungan makro-ke-mikro.
Sebagai ahli teori pilihan rasional, Coleman memulai dengan individu dan gagasan bahwa semua hak dan sumber daya ada pada tingkat ini. Kepentingan individu menentukan jalannya peristiwa. Namun, hal ini tidak benar, terutama dalam masyarakat modern, dimana "sebagian besar hak-hak dan sumber daya, dan oleh karena itu kedaulatan, mungkin berada di aktor korporasi". (Coleman, 1990:531). Dalam aktor perusahaan dunia modern telah mengambil kepentingan yang meningkat. Aktor korporasi dapat bertindak kepada manfaat atau kerugian individu. Bagaimana kita menilai aktor korporasi dalam hal ini? Coleman berpendapat bahwa "hanya dengan memulai secara konseptual dari sebuah titik di mana semua kedaulatan yang terletak pada orang perorangan adalah mungkin untuk melihat seberapa baik kepentingan utama mereka diwujudkan dengan sistem sosial yang ada. Dalil bahwa orang perorangan berdaulat memberikan jalan dimana para sosiolog dapat mengevaluasi fungsi sistem sosial "[17]. (1990:531-532).
D.
Landasan Teori Pilihan Rasional
Dasar
untuk semua bentuk teori pilihan rasional adalah asumsi bahwa fenomena sosial
yang kompleks dapat dijelaskan dalam kerangka dasar tindakan individu di mana
mereka tersusun. Sudut pandang ini, yang disebut metodologi individualisme,
menyatakan bahwa[18]:
'Unit
elementer kehidupan sosial adalah tindakan individu. Untuk menjelaskan lembaga
sosial dan perubahan sosial adalah untuk menunjukkan bagaimana mereka timbul
sebagai akibat dari aksi dan interaksi individu. '
Teori-teori
ekonomi telah prihatin dengan cara-cara produksi, distribusi dan konsumsi
barang dan jasa adalah uang yang diselenggarakan melalui mekanisme pasar, teori
pilihan rasional berpendapat bahwa prinsip-prinsip umum yang sama dapat
digunakan untuk memahami interaksi di mana sumber daya seperti waktu,
informasi, persetujuan, dan prestise yang terlibat.
Dalam
teori pilihan rasional, individu didorong oleh keinginan atau tujuan yang
mengungkapkan 'preferensi'. Mereka bertindak dengan spesifik, mengingat kendala
dan atas dasar informasi yang mereka miliki tentang kondisi di mana mereka
bertindak. Paling sederhana, hubungan antara preferensi dan kendala dapat
dilihat dalam istilah-istilah teknis yang murni dari hubungan dari sebuah
sarana untuk mencapai tujuan. Karena tidak mungkin bagi individu untuk mencapai
semua dari berbagai hal-hal yang mereka inginkan, mereka juga harus membuat
pilihan dalam kaitannya dengan tujuan mereka berdua dan sarana untuk mencapai
tujuan-tujuan ini. Teori pilihan rasional berpendapat bahwa individu harus
mengantisipasi hasil alternatif tindakan dan menghitung bahwa yang terbaik
untuk mereka. Rasional individu memilih alternatif yang akan memberi mereka
kepuasan terbesar[19].
Individualisme
metodologis teori pilihan rasional membuat mereka mulai keluar dari
tindakan-tindakan individu dan untuk melihat semua fenomena sosial lainnya
untuk direduksi tindakan individu tersebut. Namun bagi Homans, itu juga
perlu untuk melihat tindakan individu sebagai reduksi sebagai tanggapan
psikologis. Posisi ini dibenarkan dengan alasan bahwa prinsip-prinsip pilihan
rasional dan pertukaran sosial hanyalah ekspresi dari prinsip-prinsip dasar perilaku
psikologi. Sementara banyak ahli teori pilihan rasional lainnya telah menolak
klaim ini dan Homans sendiri datang menganggap kurang penting.
Teori pilihan rasional
memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai menusia yang
mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya aktor mempunyai tujuan dan
tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, aktor pun dipandang
mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak
menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan
aktor, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai
tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor.
Teori pilihan rasional
Coleman tampak jelas dalam gagasan dasarnya bahwa tindakan perseorangan
mengarah pada suatu tujuan dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan,
tetapi selain Coleman menyatakan bahwa untuk maksud yang sangat teoritis, ia
memerlukan konsep yang lebih tepat mengenai aktor rasional yang berasal dari
ilmu ekonomi dimana memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka[20].
E.
Kritik Teori Pilihan Rasional
Meskipun
keseimbangan yang tampak ini, paling tidak ada tiga kelemahan utama dalam
pendekatan Coleman. Pertama, dia menyelaraskan prioritas yang besar sekali
kepada issue mikro-ke-makro, dengan demikian memberikan sedikit perhatian pada
hubungan lainnya. Kedua, ia mengabaikan issue/masalah makro-makro. Akhirnya,
panah-panah lepasnya hanya masuk dalam satu arah, dengan kata lain, ia
mengabaikan hubungan dialektis antara dan di antara fenomena mikro dan makro.
Menggunakan pendekatan pilihan rasional-nya, Coleman menjelaskan serangkaian fenomena tingkat makro. Posisi dasarnya adalah bahwa para teoretikus perlu menjaga konsepsi aktor mereka agar tetap konstan dan bangkit dari citra variatif konstanta mikro dari fenomena tingkat makro. Dengan cara ini, perbedaan dalam fenomena makro bisa dilacak ke arah struktur yang berbeda dari hubungan di tingkat makro dan bukan kepada variasi pada tingkat mikro. norma-norma rasionalitas yang ideal tidak cocok dengan kehidupan sehari-hari dan norma-norma rasionalitas dan emosionalitas yang mengatur kegiatan aktual dari interaksi individu. Teori pilihan rasional telah membatasi kepentingan untuk teori sosial kontemporer. Skema kehidupan kelompoknya dan gambarnya atas manusia, tindakan, interaksi, diri, gender, emosionalitas, kekuatan, bahasa, ekonomi politik terhadap kehidupan sehari-hari, dan sejarah, adalah yang amat sempit dan benar-benar tidak memadai untuk tujuan interpretatif[21].
Sebagian besar yang beroperasi dari perspektif penafsiran yang luas akan menerima kritik kuatnya Denzin tentang teori pilihan rasional.
Akhirnya, walaupun banyak kritik lain dapat digambarkan, kita dapat menyebutkan argumen Smelser (1992) yang seperti perspektif teori lain, teori pilihan rasional telah merosot sebagai akibat dari evolusi internal atau tanggapan atas kritik eksternal. (Smelser, 1992:400).[22]
Menggunakan pendekatan pilihan rasional-nya, Coleman menjelaskan serangkaian fenomena tingkat makro. Posisi dasarnya adalah bahwa para teoretikus perlu menjaga konsepsi aktor mereka agar tetap konstan dan bangkit dari citra variatif konstanta mikro dari fenomena tingkat makro. Dengan cara ini, perbedaan dalam fenomena makro bisa dilacak ke arah struktur yang berbeda dari hubungan di tingkat makro dan bukan kepada variasi pada tingkat mikro. norma-norma rasionalitas yang ideal tidak cocok dengan kehidupan sehari-hari dan norma-norma rasionalitas dan emosionalitas yang mengatur kegiatan aktual dari interaksi individu. Teori pilihan rasional telah membatasi kepentingan untuk teori sosial kontemporer. Skema kehidupan kelompoknya dan gambarnya atas manusia, tindakan, interaksi, diri, gender, emosionalitas, kekuatan, bahasa, ekonomi politik terhadap kehidupan sehari-hari, dan sejarah, adalah yang amat sempit dan benar-benar tidak memadai untuk tujuan interpretatif[21].
Sebagian besar yang beroperasi dari perspektif penafsiran yang luas akan menerima kritik kuatnya Denzin tentang teori pilihan rasional.
Akhirnya, walaupun banyak kritik lain dapat digambarkan, kita dapat menyebutkan argumen Smelser (1992) yang seperti perspektif teori lain, teori pilihan rasional telah merosot sebagai akibat dari evolusi internal atau tanggapan atas kritik eksternal. (Smelser, 1992:400).[22]
Kesimpulan
Teori pilihan rasional James Coleman berperan penting dalam
pengembangan teori pertukaran yang telah berdiri
sendiri sebagai sebuah perspektif teoritis tersendiri. Dengan memanfaatkan
sedikit prinsip dasar yang sebagaian besar berasal dari ilmu ekonomi, teori pilihan rasional
diyakini akan mampu menganalisis dan
menerangkan masalah tingkat mikro dan makro maupun peran yang dimainkan
oleh faktor tingkat mikro dan makro maupun peran yang diamainkan oleh faktor
tingkat mikro dalam pembentukan fenomena tingkat makro. Jumlah pendukung teori
pilihan rasional makin meningkat dalam sosiologi, namun hal ini tidak terlepas dari perlawanan oleh pendukung perspektif teoritis lain pun.
Daftar Pustaka
Adiyanta, Susil., Makalah Teori Pilihan
Rasional (Alternatif Metode Penjelasan
Dan Pendekatan Penelitian Hukum Empiris) ,Undip, 2007
Coleman, James S, Dasar-Dasar Teori Sosial, Bandung : Nusa Media,
2008.
___________,
Rational Choice Theory, 1994.
Denzin, Norman K., Images Of Postmodern Society:
Social Theory And Contemporary Cinema, 1990.
Ritzer, George. Teori Sosiologi Modern, Prenada media
Group, Jakrata: 2007.hlm220
______________, Teori Sosiologi; dari Teori Sosiologi Klasik sampai
Perkembangan Teori Sosial Postmodern, Yogyakarta; Kreasi Wacana, 2009.
Little, Daniel,Varieties Of Social
Explanition Introduction To The Philosophy
Of Social Science, Westview Press,
Inc,USA, 1991.
Scott, John. Memahami Masyarakat Kotemporer, karya asli dari (From
Understanding Contemporary Society: Theories of The Present), www.private.essex.ac.uk/scootj, diakses pada tanggal 20 Desember 2009
Suteja, Paper Impelementing The Naturalistic
Inquiry , IAIN Cirebon.
Stephen, Crook. Social Theory and Postmodern, dalam George
Ritzer dan Barry Smart (ed), Handbook of Social Theory, London ; Sage, 2001.
Smelser, Munch, R. N. J. Theory of Culture, University of
California Press: Berkeley, 1992.
Warsono,
Nono. Teori Pilihan Rasional, IAIN Syaikh Nurjati: Cirebon,2010.
Situs:
http://nonowarsonostain.blogspot.com/2011/03/james-s-coleman-sebuah-sketsa-biografis.html, 28 oktober 2011, 08.00 pm.
http://gshk.blogspot.com/2010/04/pilihan-teori-rasional.html, 29 oktober 2011, 03.00 pm.
http://www./2home.sol.no/-hmelberg/papers/950520.
29 oktober 2011, 03.30 pm
[1] Susila Adiyanta, Makalah Teori Pilihan
Rasional (Alternatif Metode Penjelasan
Dan Pendekatan Penelitian Hukum Empiris) ,Undip, 2007, Hlm.1, Literatur Utama
Makalah Ini Diambil Dari Buku: Daniel
Little,Varieties Of Social Explanition Introduction To The Philosophy Of Social Science, Westview Press, Inc,USA, 1991.
[2] Ibid, Hlm.1.
[4] Adipitoyo,Makalah, 2003, hlm.25
[5] Penelitian naturalisti clebih tepat digunakan
sebagian besar penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial budaya serta
penelitian-penelitian terapan untuk memke cahkan masalah praktis. Pendekatan naturalistic
sering juga disebut pendekatan kualitatif,post
-posivistik, etnografik, humanistic,atau case study. Naturalistic
disebut ju ga paradigma definisi sosial, paradigma nonpositivistik, dan
paradigma mikro ata u pemberdayaan. Keempat istilah itu termasuk kedalam rumpun
paradigma dalam pene litian kualitatif.Paradigma ini mula-mula dikemukakan dan
dikembangkan oleh Ma x Weber dengan mengembangkan sosiologi interpretative.
Bagi Weber, sosiologi ada lah suatu ilmu pengetahuan yang mencoba memberikan
pemahaman interpretative mengenai tindakan sosial. Lihat Suteja, Paper
Impelementing The Naturalistic Inquiry , IAIN Cirebon.
[6] George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi
Modern, Prenada media Group, Jakrata: 2007.hlm220
[7]
http://www./2home.sol.no/-hmelberg/papers/950520. 29 oktober 2011, 03.30 pm
[8] Adipitoyo,op.cit,hlm.26)
[9] Crook, Stephen, 2001, Social Theory and
Postmodern, dalam George Ritzer dan Barry Smart (ed), Handbook of Social
Theory, London ; Sage,hlm.274.
[10] Ritzer, Op.cit, hlm.220-23
[11] Ritzer dan Smart,op.cit: 275.
[12]Ibid.hlm.276.
[13]
Colemen, Rational Choice Theory, 1994, Hlm. 30-31. Lihat Terjemahan,
Nono Warsono, Teori Pilihan Rasional, IAIN Syaikh Nurjati: Cirebon,2010.Hlm.33
[14] Ibid.Hlm 32
[15]
Ibid, hlm.18 & 29
[16] Ibid, hlm:292.
[17]
Ibid, hlm.521-532.
[18] Scott, John, Memahami Masyarakat Kotemporer, karya asli dari (From
Understanding Contemporary Society: Theories of The Present), www.private.essex.ac.uk/scootj, diakses pada tanggal 20 Desember 2009
[19] Ibid
[20] George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi; dari Teori
Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Teori Sosial Postmodern, Yogyakarta;
Kreasi Wacana, 2009, h.477
[21] Norman K. Denzin, Images Of Postmodern Society:
Social Theory And Contemporary Cinema, 1990b, hlm 182-183
[22]Lihat Alexander, J. C., (1992), The Promise
of A Cultural Sociology : Technological Discourse and Profane Information
Machine, dalam : Munch, R. N. J. Smelser, (1992), Theory of Culture, University
of California Press, Berkeley : hlm. 400. http://nonowarsonostain.blogspot.com/2011/03/james-s-coleman-sebuah-sketsa-biografis.html, 28 oktober 2011, 08.00 pm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar